Rabu, 07 Desember 2022

SELAYANG PANDANG BK

 

Sebelum mengenal BK lebih lanjut  ta'aruf dulu dengan guru BK di SMA N 1 Magelang ada Bapak Sudarmono,S.Pd, Ibu Dra.Widjiati, Widyawati Yuni Astuti, S.Pd & Cita Mige Wastiani,S.Pd. Guru BK merupakan salah satu profesi yang membutuhkan keahlian khusus dalam bidangnya guru BK SMA N 1 Magelang sudah sesuai dengan kompetisinya yaitu Sarjana ilmu pendidikan bimbingan dan konseling bahkan sudah ada yang magister/ S2.

BK sangat penting keberdaanya untuk mendidik peserta didik karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan di lingkungan sekolah dan kondisi dimana peserta didik sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.

Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua istilah kata yang berbeda dan masing-masing memiliki arti, yaitu  :

Bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Bimbingan Konseling (BK) adalah upaya membantu individu yang dilakukan oleh seorang konselor dalam mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya serta membantunya dalam memahami lingkungan sehingga mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan yang bernilai.

Tujuan dari adanya Bimbingan Konseling di sekolah secara umum antara lain :

1.   Membantu peserta didik merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan yang akan dating

2.   Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin

3.   Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat

4.   Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi dan penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan

5.   Mengadakan perubahan perilaku peserta didik kearah lebih baik

6.   Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif

 

Selasa, 06 Desember 2022

RENCANAKAN KARIRMU DARI SEKARANG

Source image : https://www.finansialku.com/

A.  Arti dan Pentingnya Perencanaan Karir

      Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek  terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan. Menggapai karir yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati proses semalam. Ia membutuhkan kerja keras, aktualisasi diri yang mendalam, dan kemauan untuk terus belajar. Seorang professional yang berhasil dalam karirnya adalah ia yang telah merintisnya sejak muda. Para praktisi SDM mengatakan, “Orang yang berhasil pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil untuk mencapai karir yang diharapkan”.

Pengertian Karir

      Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Pada dasarnya yang dimaksud dengan karir adalah suatu pilihan profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu. Karir juga dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja seseorang yang digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin. Karir tertiggi (puncak karir) tidak dapat dicapai secara instant, melainkan harus dengan perencanaan matang. Cara yang paling efektif untuk meniti karir adalah dengan menggali bakat atau potensi sedini mungkin. Masa remaja merupakan saat yang paling tepat untuk meniti karir yakni dengan mengenal bakat dan minat yang dimilikinya. Sehingga nantinya seseorang tersebut tidak hanya akan berhasil meniti karir tersebut dengan sempurna, melainkan juga menggapainya dengan optimal.

Apakah perencanaan karir itu ?

      Perencanaan karir adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara terarah dan terfokus demga berdasar pada potensi (minat, bakat, keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki untuk mendapatkan sumber penghasilan yang memungkinkan kita untuk maju dan berkembang baik secara kualitas (hidup) maupun kuantitas (kesejahteraan). Sesunguhnya dalam perencanaan karir ini yang ditekankan bukan hanya pada pekerjaan apa yang nantinya kita peroleh, tetapi pada persiapan-persiapan yang kita lakukan. Salah satun persiapan yang sangat penting adalah memilih pendidikan dan keterampilan yang akan dikembangkan. Misalnya kalau saat ini kita berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) maka kita nantinya harus bisa menentukan kira-kira jurusan apa yang akan dipilih IPS, Bahasa, atau IPA. Oleh karena itu poin-poin penting dalam Perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Menyadarkan diri sendiri terhadap peluang-peluang, kendala-kendala, pilihan-pilihan, dan konsekuensi yang akan dihadapi.

2.    Mengidentifikasi tujuan-tujuan hidup terutama yang berkaitan dengan karir,

3. Penyusunan program pendidikan, keterampilan dan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan dalam meraih tujuan karir. 

B.  Langkah-Langkah dalam Merencanakan Karir

Berikut langkah-langkah dalam merencanakan karir, antara lain :

1. Mengembangkan rencana karir. Pikirkanlah mengenai apa yang akan kita lakukan dan langkah-langkah strategis apa yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan.

2. Tinjaulah bakat atau kemampuan serta minat yang kita miliki. Pikirkan secara serius dan mendalam hal-hal yang kita sukai, mampu kita kerjakan dengan baik, serta nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya.

3. Cobalah mencari tahu jenis-jenis karir atau pekerjaan yang mendekati dengan diri kita, yaitu sesuai bakat serta minat yang kita miliki, latar belakang pendidikan, kondisi kerja serta lingkungan yang kita harapkan, serta hal-hal lain yang akan memberikan kejelasan arah dan fokus karir/pekerjaan kita.

4. Selanjutnya, bandingkanlah keterampilan dan minat yang kita miliki dengan jenis karir atau pekerjaan yang akan kita pilih. Jadi karir atau pekerjaan yang paling sesuai dan dekat dengan diri kita sangat mungkin menjadi karir atau pekerjaan kita di masa depan.

5. Kembangkanlah tujuan karir/ pekerjaan yang kita pilih. Hal ini akan menjadi panduan yang sangat penting bagi kita untuk menyusun langkah-langkah strategis selanjutnya.

6. Ikutilah pendidikan atau pelatihan yang mendekatkan kita dengan tujuan karir atau pekerjaan yang telah kita buat.

7. Hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah masalah keuangan. Kita mungkin akan berfikir mengenai sumber-sumber dan besarnya uang yang kita butuhkan untuk mewujudkan karir kita.

8. Cobalah minta nasehat dari beberapa sumber yang anda yakini dapat membantu anda memberikan penjelasan dan arahan megenai karir/pekerjaan pilihan anda.

C.  Rumus dalam Memilih Karir

      Richard leider, seorang konsultan karir dari Amerika Serikat, memiliki rumus moderen yang dapat mengkalkulasikan bagaimana kita dapat mewujudkan rencana karir di masa depan degan eektif dan gemilang. Rumus yang dimilikinya adalah sebagai berikut.

Karier = T + 2P + E + V

T          : Talent / Bakat

2P        : Passion dan Purpose

E          : Environment

V         : Vision

T  yang berarti talent atau bakat.

      Untuk mengetahui arah karir dan profesi yang cocok untuk kita jalani dimasa depan, cobalah    mendeteksi apa saja kelebihan dan kelemahan yang kita miliki.

2P yaitu Passion dan Purpose, atau keinginan dan tujuan.

      Maksudnya, dalam meilih sebuah karir, diperlukan adanya gairan atau keinginan yang kuat untuk menggapai karir tersebut dengan maksimal. Selain itu, dibutuhkan pula tujuan dan arah yang jelas, agar pencapaian karir dimasa depan tidak salah arah. Kedua elemen ini membutuhkan kerja keras dan pengenalan diri yang mendalam agar tujuan karir yang akan dicapai dapat diarahkan dengan benar.

E atau Environment (lingkungan).

      Masa remaja merupakan fase di mana kita sangat membutuhkan lingkungan sekitar untuk dapat mengembangkan kepribadian dan emosi. Lingkungan sekitar kita dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, atau tempat bermain. Dalam lingkungan sekitar, seseorang dapat mengasah bakat dan minatnya sedemikian rupa sehingga dapat menggapai karir yang direncanakan. Lingkungan sekitar menjadi tempat belajar dan aktualisasi diri. Oleh karena itu, pilihlah selalu lingkungan yang positif, sehingga kita tidak akan terjerumus kedalam hal-hal yang justru akan dapat menghambat karir kita dimasa depan.

V atau Vision yang berarti pandangan (visi).

Leider melihat bahwa dengan menerapkan pola visioning atau memandang jauh ke masa depan, kita akan dapat mengetahui bentuk-bentuk karir yang akan dicapai. Untuk menciptakan sebuah visi yang baik, langkah pertama adalah menggali potensi diri dan membuat perencanaan bagaimana memanfaatkan potensi tersebut untuk meraih karir yang dicita-citakan.

YUK, KENALI POTENSI DIRIMU

 

                                          source image : https://www.smadwiwarna.sch.id/

A.    Pengertian Potensi Diri

Potensi diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih tersimpan atau terpendam didalam sesuatau tersebut yang menunggu untuk dinyatakan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Jadi, potensi diri manusia yakni merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia namun masih terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk dinyatakan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.

B.     Jenis-Jenis Potensi

Nashori (2003:89) Potensi memiliki beberapa jenis, yakni:

1. Potensi Berfikir

Manusia memiliki potensi berfikir. Alloh sering kali memerintah kita untuk berpikir, maka berfikir. Seseorang hanya disuruh berfikir sebab ia memiliki potensi untuk berfikir. Maka disebut bahwa masing-masing manusia memiliki potensi untuk belajar dari informasi baru, dan menghasilkan pemikiran baru.

2. Potensi Emosi

Potensi emosi artinya masing-masing manusia memiliki potensi cita rasa, yang mana dengan hal tersebut manusia dapat memahami orang lain, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada kebaikan dan keindahan.

3. Potensi Fisik

Pada waktu-waktu tertentu manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadikan gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Seseorang yang memiliki bakat dalam bidang fisik bisa mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menampilkan permainan yang terbaik.

4. Potensi Sosial

    Seseorang yang memiliki potensi sosial yang besar tentu memiliki kapasitas dalam  penyesuaian diri dan mempengaruhi orang lain. Adapun kemampuan menyesuaikan diri dan juga mempengaruhi orang lain berdasarkan kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan  maupun keterampilan seseorang tersebut.

C.    Ciri-Ciri Potensi Diri

Ciri-ciri seseorang yang memahami potensi dirinya sendiri dapat bisa dilihat dalam sikap dan perilakunya sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat karena ini bisa menjadi tolak ukur bagi seseorang terebut. Selain itu seseoarang yang berpotensi memiliki ciri-ciri seperti berikut ini:

1. Senang belajar dan selalu melihat kekurangan dirinya.

2. Mempunyai sikap yang luwes.

3. Tidak takut melakukan perubahan secara total untuk perbaikan.

4. Tidak menyalahkan orang lain maupun keadaan.

5. Mempunyai sikap yang tulus 

6. Rasa tanggung jawab ada padanya.

7. Menerima kritik dan saran dari orang lain

8. Berjiwa optimis, tidak mudah putus asa.

D.    Mengembangkan Potensi Diri

Berikut ini merupakan beberapa cara untuk mengetahui, menilai atau mengukur dengan tepat mengenai berbagai kelebihan dan kelemahan seseorang, sebagai berikut:

1. Introspeksi Diri “Pengukuran Individual”

Berdasarkan cara ini, seseorang meluangkan waktunya untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukannya selama ini, apa yang telah ia raih dan apa yang ia miliki saat yang mana hali ini sebagai suatu kelebihan yang dapat mendukung dan apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang memperlambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini sangat efektif bilamana individu bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh-sungguh memperhatikan kata hatinya.

2. Feedback dari Orang Lain

Feedback dari orang lain maksudnya disini seseorang meminta masukan berupa data penilaian atau informasi tentang dirinya menurut pendapat orang lain. Masukan berupa umpan balik “feedback” ini mencangkup segala sesuatu tentang sikap dan juga perlikau seseorang yang terlihat dipersepsi oleh orang lain yang berjumpa dengannya, berinteraksi dengannya. Cara lain bertujuan untuk membantu seseorang memperbaiki diri dan meningkatkan potensi diri.

3.  Tes Psikologi

Tes psikologi digunakan unuk mengukur potensi psikologis individu agar dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu tersebut pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan atau kemampuan intelektual, berpikir kreatif, potensi kerja, logika berpikir, sumber energi kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja”, kemampuan sosiabilitas, kepekaan perasaan, kemampuan membina dan potensi kepemimpinan tingkah laku.

 

sumber : https://materibelajar.co.id/pengertian-potensi-diri/


MOTIVASI BERPRESTASI

Source image : https://m.fimela.com/

A.  Pengertian Motivasi

1.    Motivasi

      Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986)

2.    Filosofi  Motivasi

      Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)    

Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)

a.    Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :

1)  Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan  dan usaha dalam diri (internal)

2) Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan

b.    Teori Self – Worth  

Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga

c.    Teori Ekspektasi

   Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil  dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :

1)   Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting.

2)   Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.

d.    Teori Humanistik

Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku :

1)   Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.

2)   Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya

3)   Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai

4)   Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dan persetujuan

5)   Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki

6)   Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur

Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :  

1.   Motivasi Instrinsik, yaitu : Dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya

2.  Motivasi Ekstrinsik, yaitu : Dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya

  Dalam prakteknya kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan.

A.  Motivasi Berprestasi

          Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila  gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980).

Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :

1. Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku

2.  Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.

3.  Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:

1.    Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.

2.    Faktor Lingkungan

Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :

1.    Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.

2.    Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu

3.    Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,

Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi. Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :

1.  Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri

2.  Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan

3.  Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang

4. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif,  dan penuh inisiatif

5.  Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki.

6.  Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi

B.  Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan.  Berikut ini kiat-kiatnya :

1. Tetapkan tujuan (goal setting),  yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum

2. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu

3. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak

4.  Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan


SAY NO BULLYING

 

                                              source image : https://www.kompasiana.com/

A.  Pengertian Bullying

Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus. Terdapat beberapa jenis-jenis bullyinhg. Bullying dapat berbentuk tindakan fisik dan verbal yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Barbara Coloroso membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.

2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.

3. Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar..

4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

B.  Sebab-sebab dan Dampak Negatif Bullying

Berikut Sebab-sebab Munculnya perilaku Bullying :

1.    Bullying terjadi karena tradisi turun temurun dari senior

2.    Keinginan untuk balas dendam karena dulu pernah mendapatkan perlakuan yang sama

3.    Perasaan ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatan (superior)

4.    Kecewa  karena orang lain tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.

5.    Dorongan untuk mendapatkan kepuasan

6.    Dianggap  menghina atau mengganggu  kelompok tertentu (gank) 

C.  Dampak negatif bullying bagi orang yang menjadi korban :

1.  Terganggu  fisiknya seperti cedera, terluka, sakit, dan sebagainya’

2. Tertekan psikisnya (kejiwaannya) seperti takut, cemas, rasa tidak nyaman, resah, tertekan dan gejala tekanan psikis lain.

3.   Pergaulan sosial terganggu, seperti minder, menyendiri, grogi, pendiam dan tertutup.

4. Terganggu prestasi belajarnya seperti nilai jelek, tidak konsentrasi belajar, lupa mengerjakan tugas, sampai menurunnya rangking atau tidak naik kelas.

Efek dari bullying di Sekolah

Penindasan memiliki efek jangka panjang pada korban dan si penindas itu sendiri. Untuk korban, perlakuan itu merampas rasa percaya diri mereka. Untuk pelaku bullying, efeknya adalah menjadi kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka. Ketakutan dan trauma emosional yang diderita si korban dapat memicu kecenderungan untuk putus sekolah. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah akhirnya dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.

Korban tidak akan mengeluh karena takut menerima reaksi dari si pengganggu. Namun, mereka biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti di bawah ini :

1.    Kesulitan tidur

2.    Kesulitan menaruh perhatian di kelas atau kegiatan apapun

3.    Sering membuat alasan untuk bolos sekolah

4.  Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus sekolah atau mengunjungi tempat bermain

5.    Tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus

 

D.  Bagaimana Mencegah dan Melawan Bullying

Untuk mencegah agar kita tidak menjadi korban tindakan bullying antara lain yang dapat kita lakukan adalah :

1.    Hindari membawa atau memakai  barang-barang mahal atau uang yang berlebihan

2.    Jangan sendirian terutama di tempat sepi

3.    Hindari cari gara-gara dengan pelaku bullying

4.  Jangan  berada di dekat dengan oarang yang suka melakukan tindakan bullying atau berada di sekitar  mereka

5.    Kenali dan perhatikan  pelaku bullying

6.    Jangan ikut-kutan  melakukan tindakan bullying dalam bentuk apapun.

Sedangkan Untuk melawan pelaku bullying kita dapat mengambil sikap sebagai berikut :

1.   Jadilah orang yang percaya diri dan tunjukan ketahanan diri bahwa kita tidak mau mengganggu dan diganggu.

2.    Bersikap  tenang saat ada yang mengganggu jangan biarkan emosi terpancing

3.    Jika melihat ada tenman yang menjadi korban, maka tolonglah korban dan laporkan

4. Lakukan perlawanan diikuti dengan berteriak, lari atau tindakan apapun sambil mencari pertolongan

5.  Catatlah tempat, orang-orang yang terlibat dan jenis gangguan yang mereka lakukan, laporkan pada orang tua, guru atau pihak berwajib.

PENYESUAIAN DIRI REMAJA DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU

                                                       source image : https://www.kajianpustaka.com/

A.  Pengertian dan Proses Penyesuaian Diri

     Penyesuaian dapat diartikan sebagai berikut :

1. Penyesuaian berarti beradaptasi; dapat mempertahankan eksistensiya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.

2.  Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.

3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat.

4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiat situasi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi taua menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Dalam proses penyesuaian itu dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

Elemen-elemen umum dan esensial dalam semua situasi frustasi ialah : motivasi, frustasi, respon yang bervariasi, dan pemecahan untuk mereduksi masalah, ketegangan dengan beberapa bentuk respon. Motivasi mengambil variasi bentuk dan setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh beberapa aspek realitas, misalnya : pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan social, dan semacamnya.

Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaina diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.

B.  Karakteristik Penyesuaian Diri

Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut :

1.    Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional

2.    Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis

3.    Tidak menunujukkan adanya frustasi pribadi

4.    Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri

5.    Mampu dalam belajar

6.    Menghargai pengalaman

7.    Bersikap realistik dan objektif

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan dalam berbagai bentuk, antara lain :

1.    Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung

    Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

2.    Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi

Dalam situasi ini individu mencari bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya.

3.    Penyesuaian dengan trial and error (coba-coba)

Dalam cara ini, Individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan

4.    Penyesuaian dengan substitusi

Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.

5.    Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi

Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.

6.    Penyesuaian diri dengan belajar

Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri.

7.    Penyesuaian diri dengan inhibisi dan control diri

Dalam situasi ini, individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dantindakan mana yang tidak perlu dilakukan.

8.    Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan cermat.

C.  Faktor - faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri

Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri. Penetu berarti factor yang mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian.

Secara sekunder, proses penyesuaian ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu-penentu tersebut dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kondisi jasmaniah yang meliputi, pembawaan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, system otot, kesehatan dan sebagainya.

2.   Perkembangan dan kematangan, terutama kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional

3.   Penentu psikologis, yang meliputi pengalaman, belajar, pembiasaan, determinasi diri, frustasi, dan konflik

4.    Kondisi lingkungan, terutama rumah, keluarga dan sekolah

5.    Penentu kulutural dan agama   

D.  Cara Menyesuaikan Diri di Sekolah

Berikut cara untuk menyesuaikan diri remaja di sekolah, antara lain :

1.    Pelajari Situasi

Penting dan perlu kalian perhatikan pertama yaitu; sebelum masuk sekolah, belajar untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah, baik letak geografis sekolah, arah perjalanan dari rumah ke sekolah, lingkungan sekitar sekolah, dan sebagainya. Anda biasakan untuk mengenal situasi baru dan beradaptasi di dalamnya. Anda tidak perlu takut pada situasi yang baru, pastikan Anda aman berada di lingkungan sekolah tersebut.

2.    Berbaik sangka

Hilangkan segera pikiran kalian bahwa lingkungan sekolah baru nanti kurang menyenangkan termasuk kekhawatiran tentang teman-teman yang tidak bersahabat atau guru-guru kurang ramah. Ganti kalimat tersebut, penuhi otak dengan kalimat-kalimat positif seperti lingkungan sekolah baru akan sangat menyenangkan, teman-teman mengasyikkan dan guru-gurunya pun ramah.

3.    Sesuaikan keadaan Sekolah

Sebaiknya dari jauh-jauh hari, siapkan informasi tentang sekolah barunya. Entah peraturan sekolah atau kebiasaan guru-guru mengajar. Nah, tetapkan keteraturan kegiatan sekolah dengan di rumah. Misalnya, sesuaikan jadwal bangun dengan jadwal masuk sekolah.

4.    Mengetahui Aturan      

Segera kalian sadari bahwa memasuki sekolah baru berarti memasuki tempat yang telah mempunyai aturan. Peraturan sekolah bisa saja berbeda dengan sekolah sebelumnya. Ikuti dan patuhi peraturan yang ada

5.    Mengikuti MOS

Mengikuti kegiatan MOS sangat penting bagi kalian. Masa orientasi sekolah adalah salah satu masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah. Pada kegiatan tersebut akan diperkenalkan siapa saja elemen lingkungannya seperti kepala sekolah, guru-guru, staf tata usaha, peraturan yang berlaku, kegiatan formal sekolah yang wajib diikuti dan kegiatan ektrakurikuler yang bisa dipilih setiap siswa, dan sekaligus momen yang bisa digunakan untuk mengenal teman baru.

6.    Kenali dan hormati guru

Kalian harus kenali dan hormat kepada guru yang ada. Lalu bagaimana cara beradaptasi dengan guru. Guru adalah orang tua saat di sekolah sehingga perlakukan layaknya sedang berhadapan dengan orang tua di rumah. Selain itu, guru adalah individu-individu yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. bertanya pada kakak kelas apa yang tidak disukai oleh guru-guru di sekolah sehingga bisa diantisipasi lebih dulu. Pada dasarnya setiap orang senang diperlakukan dengan baik serta dihargai sesuai porsi dan perannya. Sebagai siswa, membiasakan diri untuk bertutur kata sopan dan bersikap santun terhadap guru-guru. Hal ini akan membuat guru-guru merasa dihargai. Jangan ragu untuk menyapa dan memberi salam setiap guru yang berpapasan.

7.    Menghargai sesama

Siapa yang menanam kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan pula, begitu juga siapa yangmenghargai orang lain, maka akan dihargai pula oleh orang lain. kalimat itu harus kalian ingat dan terapkan. Selama  bisa saling menghargai dan menghormati teman baru maka tidak perlu takut. Tidak semua orang dapat dengan cepat menerima orang lain. Dengan memmulai percakapan sederhana yang ringan sehingga dapat mencairkan suasana, tetapi hindari memaksakan pendapat dan kehendak pada teman baru. Semakin  bisa menghargai teman baru, semakin cepat keakraban terjalin.

8.    Menjadi diri sendiri

Berada di lingkungan baru seperti sekolah baru, kalian memang sebaiknya ramah terhadap teman-teman yang baru dikenal, namun yang terpenting tetaplah menjadi diri sendiri. Jangan melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak mencerminkan siapa diri sesungguhnya. Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri kurang nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru. Menjadi diri sendiri akan memudahkan berinteraksi lebih natural yang mungkin saja mempermudah teman baru untuk mengenal lebih dalam.